Investasi Emas: Keuntungan Besar dengan Risikonya - Ketahui 6 Jenisnya

Sejak dulu, banyak orang berpendapat bahwa emas merupakan jenis investasi dengan keuntungan luar biasa. Salah satu alasan pokoknya adalah karena emas memiliki resiko rendah; nilai harganya cenderung meningkat secara signifikan lebih tinggi daripada suku bunga deposito serta melewati laju inflasi. Selain itu, emas juga sangat mudah dicairkan saat membutuhkan uang dan serbaguna bisa digunakan sebagai perhiasan. Keistimewaan emas semakin jelas dalam beberapa waktu terakhir ketika harga emas tiap gram meroket mencapai angka di atas Rp 1.500.000.
Akan tetapi, peluang menjanjikan dari investasi emas ini turut menyebabkan munculnya banyak penawaran kasus produk investasi emas dengan risiko tinggi. Apabila pilihan Anda keliru, keuntungan belum tentu diperoleh, justru kerugian bisa dialami. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali karakteristik investasi emas yang memiliki resiko tersebut.
Perangkap Investasi Emas
Berdasarkan pendapat Michael Maloney di buku "Panduan Investasi Emas" (Gramedia, 2013), ada berbagai jebakan dalam investasi emas yang dapat dikelompokkan menjadi enam kategori utama. Salah satunya adalah ETF (Exchange-Traded Funds) untuk emas. Jenis ini merupakan surat berharga yang diperdagangkan mirip dengan saham namun dirancang untuk mengikuti fluktuasi harga barang seperti minyak atau logam mulia. Oleh karena itu, biasanya pemilik tidak memiliki bentuk fisik dari emas tersebut melainkan hanya dokumen saja. Secara singkat, ETF lebih cocok disebut sebagai instrumen sekuritas daripada benar-benar sebuah investasi pada emas itu sendiri. Investor tanpa pengetahuan tentang investasi yang cukup rentan merugi.
Kedua, ada rekening kolektif (pool account) serta program 'sertifikat'. Ini merupakan salah satu model investasi emas di mana para investor hanya membeli komitmen dari penjual yang berjanji akan menyediakan emas pada waktu tertentu ketika investor menebus kertas tersebut. Biasanya, jenis investasi ini tampak menarik karena ditawarkan dengan harga rendah tanpa adanya biaya penyimpanan. Namun, seperti dikemukakan oleh ahli investasi emas Theodore Butler, dana yang disetor tidak selalu digunakan untuk pembelian emas melainkan sering dialihkan untuk bentuk-bentuk investasi lainnya. Akibatnya, bila banyak pemegang sertifikat ingin melakukan penebusan sekaligus, penjual perlu mencari dana dari investor baru guna membayar klaim lama; hal inilah yang menjadi titik runtuh sistem investasi semacam ini.
Ketiga, ada kontrak berjangka. Konsepnya melibatkan perjanjian untuk menyampaikan barang komoditi tertentu dengan jumlah terukur, harga yang telah ditentukan sebelumnya, serta jadwal pengiriman pada waktu mendatang. Walaupun jenis investasi ini sah dan populer digunakan, tetapi risiko dari instrumen tersebut bisa sangat tinggi; keuntungan dapat mencapai puncak atau kerugian pun bisa begitu merosot. Karena sifatnya sebagai suatu surat-surat berharga, hal itu tidak sama seperti menabung emas fisik di mana Anda benar-benar memiliki asset tersebut. Tanpa pemahaman teknikal yang tepat, kontrak berjangka mungkin akan membawa dampak negatif kepada para pelaku investasi.
Keempat, bidang numismatika dan koin peringatan (commemorative coins). Ini merupakan instrumen investasi yang menyediakan koin-koin langka atau koin-koin yang dirilis untuk mengenang suatu acara spesifik. Namun, ada beberapa tantangan dalam hal ini: sebagai benda koleksi, nilai jualnya cenderung rendah karena pasar terbatas pada kalangan pengoleksi saja. Di samping itu, berbagai jenis biaya tetap harus dibayarkan termasuk premi numismatik serta profit bagi pengecer.
Kelima, sistem piramida emas dan perak. Ini merupakan bentuk penawaran investasi dalam emas yang tersembunyi di balik multi-level marketing (MLM). Dalam skema seperti itu, diperlukan jumlah signifikan dari peserta yang mengalami kerugian (downline yang tidak berhasil), hanya demi keuntungan bagi beberapa individu saja. Fenomena tersebut sangat disesalkan karena dapat mencemarkan nama baik banyak program MLM yang sah serta mengeksploitasi model bisnis tanpa struktur piramida yang lebih adil.
Enam, yaitu investasi emas melalui skema margin. Singkatnya: membeli emas dengan menggunakan dana pinjaman. Kekurangan dari jenis investasi ini terletak pada fakta bahwa ketika mendapat laba, presentase keuntungan yang Anda peroleh sebenarnya cukup rendah lantaran adanya kewajiban untuk mengembalikan hutang tersebut. Di sisi lain, apabila merugi, maka kerugian akan semakin bertambah besar dikarenakan selain harus menutupi kerugian juga masih harus mencicil hutang beserta bunganya.
Ciri-ciri
Berikut ini adalah kelima karakteristik penting dari investasi emas bermasalah seperti disebutkan di atas. Yang pertama, apabila sebuah program investasi menjanjikan laba sangat besar, biasanya hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Memperoleh untung puluhan persen dari instrumen investasi secara cepat dan tanpa resiko tentunya tampak menyenangkan. Terlebih lagi dibandingkan dengan jenis-jenis lain misalnya tabungan berjangka atau dana bersama yang rata-rata memberi return sekitar 5 sampai 25% setiap tahunnya. Namun harapan untuk mendapatkan semua itu ibarat khayalan pada siang hari yang cerah.
Kedua, investor tidak memiliki emas dalam bentuk fisik. Karakteristik dari logam mulia tersebut antara lain terletak pada nilai estetika dan kemudahan transaksi. Apabila emas tidak disimpan secara langsung oleh pemiliknya, kedua karakteristik positif tersebut bakal lenyap serta bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar berinvestasi dalam bidang emas. Ketiga, aspek fisikal emas justru menjauhkannya dari rutinitas biasa. Konsep ini cukup sederhana: emas untuk tujuan investasi haruslah dalam bentuk barungan emas, koin emas berkualitas tinggi yang dirilis oleh entitas tepercaya seperti PT Aneka Tambang (Antam), atau perhiasan. Demikian sajakanya!
Keempat, "no pain, much gain". Namun, tak ada keuntungan berkelipatan tanpa usaha yang gigih. Kemenangan hanyalah hasil dari semangat kerja keras dan pengelolaan uang dengan bijaksana. Oleh karena itu, apabila suatu instrumen investasi memberi janji return tinggi tanpa mengharuskan Anda untuk bersungguh-sunguh, maka kemungkinannya cukup meragukan.
Kelima, jenis investasi dengan model 'membuka dan menutup lubang'. Seperti disebutkan oleh A Prasetyantoko dalam bukunya Ponzi Ekonomi (2010), terdapat tiga macam peminjam: peminjam hati-hati atau hedge, peminjam berspekulasi atau speculative, serta peminjam yang tidak dapat memenuhi pembayaran angsuran dan bunganya menggunakan arus kas dari hasil investasinya. Oleh karena itu, pada akhirnya pendapatan dari aliran dana yang dikumpulkan melalui produk investasi ponzi ini niscaya tidak cukup untuk mengatasi komitmennya membayari para pemodal tersebut. Ini sejalan dengan fakta bahwa tingkat keuntungan tetap yang ditawarkannya sangatlah mustahil dicapai hanya melalui bentuk-bentuk investasi sah apapun.
Umumnya, agar dapat menghindari kebankrutannya, para pelaku skema Ponzi ini akan minta pada investor mereka untuk mencarikan lebih banyak investor baru sehingga dana tersebut dapat digunakan untuk membayar kewajibannya terhadap investor sebelumnya. Pada akhir cerita, ketika melakukan investasi, ingatlah prinsip bahwa tidak ada makan siang gratis. Artinya adalah kita perlu bekerja ekstra keras demi meraih sukses. Oleh karena itu, saat melihat beragam penawaran produk investasi,akukan
rumit, lengkapi diri Anda dengan pemahaman teknikal yang luas dan bicarakan dengan para profesional.
Posting Komentar untuk "Investasi Emas: Keuntungan Besar dengan Risikonya - Ketahui 6 Jenisnya"