Aipda Romi Menangis: Rumah Tidak Berpenghasilan AKP Anumerta Lusiyanto Sederhana, Bantai Isu Setoranuang
Berikut ini tampilan rumah dari AKP Anumerta Lusiyanto, Kapolsek Negara Batin, yang meninggal dunia akibat tembakan ketika operasi penggrebekan perjudian adu ayam di desa Karang Manik, kabupaten Way Kanan, Lampung.
Di tengah simpang siur pemberitaan, sebuah video viral di media sosial memperlihatkan kondisi rumah pribadi AKP Anumerta Lusiyanto yang jauh dari kesan mewah.
Di postingan pada akun TikTok @romi_indra_setiawan, anggota Biddokkes Polda Lampung Aipda Romi Indra Setiawan mengunjungi tempat tinggal pribadi AKP Anumerta Lusiyanto yang terletak di Desa Fajar Isuk, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Akses untuk mencapai rumah almarhum ternyata melalui tanah milik orang lain.
Aipda Romi beserta Bhabinkamtibmas Aipda Narwin perlu melewati lorong sempit serta jalanan kecil yang menanjak.

Mobil pun tak dapat mencapai tempat itu.
"Melewati gang yang sempit, mungkin lebih tepatnya gang kecil, kan mobil tidak cocok untuk jalanan seperti itu, Bapak Bhabin?" tanya Aipda Romi.
"Tidak mungkin, bahkan sepeda motor pun cukup sulit untuk saat ini," ujar Aipda Narwin.
Di dekat gang sempit tersebut, terdapat sebuah rumah berada diujung jalanan yang menanjak.
VIDEO Tentang Rumah AKP Anumerta Lusiyanto, Kapolsek Negara Batin yang Gugur Ditembak, Pagar Bambu tanpa Plafon
Tampaknya rumah tersebut dilindungi oleh pagar bambu yang tingginya sekitar lutut orang dewasa.
Dinding rumah AKP Anumerta Lusiyanto belum di plesternya terlihat.

Di depan rumah tersebut, terlihat sejumlah tanaman yang ditanam di dalam pot.
Masuk kedalamnya, seluruh dinding rumah tersebut bercat warna kuning.
Pada area ruang tamu ada sebuah sofa berwarna merah dilengkapi meja dan sejumlah gambar almarihun bersama istrinya dipajang di dinding.
Aipda Romi mengungkapkan dengan mata berkaca-kaca, 'Pak, saya sangat sedih. Saya sungguh paham betul keadaan beliau waktu dilakukan otopsi di ruangan mayat,' sekaligus menunjukkan gambar-gambar sang almarhum sewaktu menjadi perwira muda.
Ayahku Tidak Zalim, Putrinya Memulai Petualangan AKP Lusiyanto Menyekolahkan Anaknya, Sebagai Supir Travellin
Dia selanjutnya menampilkan gambar-gambar Listiyanto ketika sedang menjalani pendidikan di akademi militer.
"PAG beliau naik pangkat dari Bintara menjadi Perwira pada tahun 2018. Foto ini menunjukkan beliau saat berdinas di Binmas, mungkinkah ini adalah pakaiannya yang digunakan sewaktu bertugas di sana selama beberapa waktu?" ujar Aipda Romi.
Aipda Narwin menambahkan bahwa sebelumnya dia berdinas cukup lama di Polres Tanggamus.

Setelah itu, Romi memasuki rumah yang kelihatan sederhana tersebut. Dalam ruangan pertama, dia melihat sebuah tempat tidur miring tanpa menggunakan dipan.
Romi menunjukkan area makan yang minimalis dengan adanya sebuah meja dan beberapa kursi saja.
Aipda Romi selanjutnya memasuki ruangan yang dicurigai menjadi lokasi beristirahat Lusiyanto bersama istrinya.
"Lihat saja kamarnya, begitu adanya kamar miliknya. Kasur pun telah rusak, apalagi seprai yang sudah bolong," katanya.
Bagian yang lain ditinggalkan dengan lubang dan tidak memiliki atap.
Menurutnya, meskipun memiliki lemari dari plastik, plafon terbuat dari tripleks yang belum dipasang dengan benar.
Selanjutnya, dia menunjukkan dapur yang masih belum terpasang papan pelapis dinding.
"Tembok di dapur belum ditutup dengan plafon, masih terlihat beton kasar. Belum lagi dileverit," jelasnya.
Pada bagian terakhir, terdapat kamar mandi yang cukup minimalis dan belum dilapisi dengan ubin lantai.
"Tembok kamar mandi mulai retak parah, toilet duduk standarnya, dan masih ada Ember di sana," terangnya.
Aipda Narwin mengatakan bahwa Lusiyanto telah jarang kembali ke tempat tinggal pribadinya tersebut.
"Narwin mengatakan bahwa beliau jarang kembali ke sini dan lebih sering berada di Way Kanan," katanya.
Aipda Romi dengan sengaja mengunjungi tempat tinggal Lusiyanto guna memperlihatkan keadaan asli dari situasi si kapoldes.
"Mengamati keadaan rumah sahabat kami, pimpinan kami yakni AKP Anumerta Lusiyanto yang gugur kemarin ketika menjalankan kewajibannya. Kondisi sebenarnya di lokasi seperti ini, kami telah menyaksikan secara langsung dan gambar-gambarnya pun tersedia," jelasnya.
Dia mengkritik laporan tentang tuduhan bahwa uang diklaim telah diterima oleh almarhum.
"Dalam kondisi demikian, cukup sederhana. Apabila terdapat laporan-laporan negatif mengenai beliau tersebut, kami akan menunjukkan bukti kepada kawan-kawan semua," tegasnya.
Romi pun ikut mendoakan hal terbaik untuk AKP Anumerta Lusiyanto yang telah anumerta.
"Semua kita berharap semoga almarhum mereda, diganai setiap kesalahannya, dan amalan kebaikannya diterima serta diposisikan pada tempat yang terhormat," katanya.
Sebagaimana dikenal, kematian tiga petugas kepolisian ini dipercayai terkait dengan arus dana dari aktivitas perjudian yang dilakukan oleh sejumlah pihak.
Keterangan itu dikemukakan oleh Kapendam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, saat berada di Palembang, Sumatera Selatan.
"Telah berlalu satu tahun nih, bagi-bagi uang (perjudian adu ayam). Dapat uang kalau menang, Polsek-Koramil ikutan ambil bagian, jadi menghabiskan uang. Saya nggak tau soal pembagiannya, cuma ada yang dapetin uang itu, dan sudah berjalan selama setahun," ungkap Eko seperti dilansir oleh Tribun Lampung.
Pernyataan itu menimbulkan spekulasi bahwa Kapolsek Negara Batin, AKP Lusiyanto, yang meninggal akibat tembakan oleh seorang anggota TNI selama operasi penangkapan, diduga menerima uang dari aktivitas perjudian sabung ayam.
Merespon dugaan itu, anggota Biddokkes Polda Lampung Aipda Romi Indra Setiawan mengunjungi tempat tinggal pribadi AKP Anumerta Lusiyanto.
Nyambi Sopir Travel
Sementara itu, profesi sampingan dari AKP Anumerta Lusiyanto adalah sebagai supir travel.
Salsabila, putri tunggal dari AKP Anumerta Lusiyanto yang gugur saat operasi pengeboman tempat adu ayam di Way Kanan, Lampung, mengungkapkan perasaannya tentang kepergian bapaknya.
Melalui akun TikTok-nya @.sabils, Salsabila mengatakan bahwa ayahnya merupakan seseorang yang berbudi baik.
Saya percaya bapaknya pasti tidak akan menyediakan biaya hidup maupun pendidikan baginya menggunakan uang hasil cara-cara yang haram.
Sebagai gantinya dari menerima suap, AKP Anumerta Lusiyanto malah menjadi supir untuk sebuah perjalanan wisata.
Lusiyanto bahkan melakukan itu untuk dapat hadir dalam acara wisuda putrinya yang akan berlangsung pada Mei 2025.
Kepada Bila, yang telah meninggal itu berjanji untuk mengumpulkan dana sehingga dapat hadir dalam upacara kelulusan dan kemudian pergi berkeliling.
Tetapi bapaknya meninggal karena terlibat dalam pertarungan sabung ayam saat sedang ada operasi polisi.
Istri Bantah Soal Suap
Saat ini, isteri dari AKP Anumerta Lusiyanto yang bernama Nia menyangkal tuduhan bahwa dana kontribusi adalah alasan utama mengapa suaminya tewas terkena tembakan selama operasi pengeboman perjudian sabung ayam di Way Kanan, Lampung.
Nia mengakui bahwa suaminya pernah menerima amplop berisi uang sebesar satu juta rupiah dari pihak TNI yang diduga sebagai pelaku penembakan tersebut.
Namun AKP Anumerta Lusiyanto tidak setuju dengan hal itu.
Menurunya, sang suami malah mencoba menghapus perjudian yang akhirnya menjadikannya tidak disenangi sejumlah pihak.
Banyak orang enggan mendukungnya karena perannya sebagai penegak hukum terhadap para pemain judi. Saat itu, individu yang melakukan tembakan tersebut berusaha memberikan sejumlah uang kepada sang ayah. Saya secara langsung menyaksikannya dengan mata kepala saya sendiri; amplop tersebut diisi dengan satu juta rupiah dan ditolakkannya tawaran ini," ungkap Nia seperti diberitakan oleh YouTube Metro TV pada hari Sabtu, 22 Maret 2025.
Nia menceritakan bahwa Peltu Lubis pernah meminta orang lain untuk membayar sejumlah uang ke Kapolsek Negara Batin supaya pertandingan adu ayam bisa berlangsung dengan mulus, tetapi suaminya menolak tawaran itu.
"Dia meminta seseorang untuk memberitahu bapaknya supaya pertandingan adu ayam tersebut bisa dilaksanakan, namun bapaknya menolak," jelasnya.
Sebagaimana dikenal, peristiwa penembakan tersebut terjadi pada hari Senin (17/3/2025) petang ketika polisi sedang menggelar operasi perjudian sabung ayam.
Pada peristiwa tersebut, tiga petugas kepolisian meninggal dunia akibat tembakan, yaitu Kapolsek Negara Batin Iptu Lusiyanto, Bintara dari Unit Binmas Polsek Negara Batin Bripka Petrus Apriyanto, serta anggota Satreskrim Polres Way Kanan Bripda M Ghalib Surya Ganta.
Baca berita lainnya di Google News
Gabung dan Ikut Serta dalam Grup Whatsapp
Artikel ini sudah dipublikasikan di TribunLampung.co.id Denganjudul Rumah Pribadi AKP Anumerta Lusiyanto, Tanpa Plafon dan Pembatasnya Terbuat dari Bambu
Posting Komentar untuk "Aipda Romi Menangis: Rumah Tidak Berpenghasilan AKP Anumerta Lusiyanto Sederhana, Bantai Isu Setoranuang"