Cerita Sukses Penukaran Uang di Karawang: Bisnis Musim Lebaran yang Makin Marak

Sepanjang tepian Jalan Lingkar Luar Tanjungpura, yang ada di wilayah Kecamatan Karawang Barat, terdapat barisan pedagang money changer baru. Mereka menempati posisi duduk di kursi plastik yang dipisahkan kira-kira 5 sampai 10 meter dari tempat sesama penjual lainnya.
Mereka menyediakan denominasi uang kartal terbaru, mulai dari nilai Rp 2 ribu, Rp 10 ribu sampai dengan Rp 20 ribu.
Satu dari para pelanggan jasa pertukaran mata uang, Ratna, menyatakan kegemariannya untuk menggunakan layanan pertukaran uang yang berada di tepi jalan daripada melakukannya dengan cara formal di bank.
Alasan lainnya adalah karena prosesnya lebih mudah dan singkat walaupun memerlukan biaya ekstra.
"Saya dari Rawamerta, nuker Datang kesini agar lebih mudah ya. Namun, ini menggunakan uang sungguhan nih, dan saya setiap kali melakukan hal ini. tuker ke sini terus," tandasnya.
Setelah Memulai Usaha Selama 5 Tahun, Mengambil 15 Persen Dari Tiap Transaksi Pertukaran Uang
Seorang pebisnis valas bernama Nurgaya Aritonang (47) menyatakan telah berkecimpung dalam usaha penukaran mata uang bersama sang suami selama lima tahun terakhir, khususnya menjelang perayaan Lebaran.
Jalan arteri dipilih lantaran kerap dikunjungi oleh para pengendara sepeda motor mudik yang melewati jalan tersebut.
"Tempatnya ada di sana terus, karena akan padat saat arus mudik awal," ujarnya, Kamis (27/3).

Dia memastikan bahwa dana yang disajikan merupakan uang sungguhan langsung dari Bank Indonesia (BI). Dana-dana tersebut didistribusikan oleh seorang pedagang di Cikarang, Bekasi. Sistem operasionalnya sendiri berupa peminjaman dengan suku bunga 1%.
"Kami membayar keuntungan sebesar 1 persen. Jika kami meminjam awal senilai Rp 500 juta, maka kami wajib memberikan keuntungan sejumlah Rp 5 juta kepada pihak tersebut. Baik lancar maupun tidak, pembayaran ini tetap harus dilakukan," terangnya.
Dengan menggunakan dana yang dipinjam tersebut, dia mengenakan biaya ekstra sebanyak 15% untuk setiap transaksi pertukaran uang. Misalnya saja, jika seseorang menukar uang senilai Rp 100 ribu, maka akan ditambahkan biaya extra sekitar Rp 15 ribu.
"Sudah lama begitu terus. Namun cukup menguntungkan untuk digunakan saat Lebaran," jelas Nurgaya sembari tertawa tanpa memberikan detail tentang jumlah pastinya dari usahanya.
Ada Bandar yang Pasok Uang
Tidak seperti Nurgaya, penjual yang bernama Tika (41) mengatakan bahwa dia hanyalah karyawan bagi seseorang bandar di Jakarta yang bertugas mempromosikan jasa pertukaran uang tersebut.
"Orang yang punya dana itu berasal dari Jakarta. Sedangkan saya hanya diminta untuk menyelesaikan pekerjaannya saja," jelasnya.
Biaya tambahan sebesar 15 persen akan dikenakan untuk setiap layanan tukar uang dalam kelipatanRp 100ribu.
Komisi yang diterimanya untuk tiap transaksi tersebut hanyalah sebesar 2%. Selebihnya dikendalikan oleh sang bandar.
"Ia menjelaskan bahwa kami diberi jumlah total Rp 50 juta, dengan kebanyakan orang menukarkan uangnya dalam nominal yang berbeda-beda mulai dari Rp 100 ribu hingga satu juta rupiah, dan tertinggi adalah Rp 3 juta," katanya.
Waspada Uang Palsu
Berkenaan dengan hal tersebut, Direktur Crimorks Polda Jawa Barat yang juga Komisaris Polisi Ade Sapari, meminta kepada publik untuk tetap berhati-hati ketika akan menukar uang. Ia merekomendasikan supaya transaksi tukar uang lebih baik dilakukan secara langsung di kantor bank. Hal itu bertujuan agar warga masyarakat terhindar dari ancaman kejahatan penipuan mata uang palsu.
"Penduduk Jawa Barat diminta memeriksa jika berencana menukarkan uang baru untuk Lebaran di bank terdekat atau Bank Indonesia yang dapat dipercaya. Hindari mencoba mengunjungi tempat penukaran pinggir jalan yang tidak diketahui sebab risiko menjadi korban penipuan cukup tinggi," katanya saat memberikan keterangan pada awak media setelah melakukan inspeksi mendadak di Pasar Induk Gedebage, Senin (24/3).
Menurutnya, selama tiga minggu terakhir, tim mereka belum mendapatlaporan terkait kasus uang fakes yang berkedok sebagai pertukaran mata uang. Meskipun demikian, ia menyarankan kepada publik untuk segera memberi tahu polisi jika mereka menjumpai situasi semacam itu.
"Hingga saat ini tidak ada laporan untuk tiga minggu terakhir, biasanya memang demikian pada akhir pekan. Namun jika ada, mohon laporkannya," katanya.
Posting Komentar untuk "Cerita Sukses Penukaran Uang di Karawang: Bisnis Musim Lebaran yang Makin Marak"