Mengapa Selalu Ada Tradisi Memakai Pakaian Baru di Hari Lebaran? Inilah Asal-usulnya

Tiap akan datang Lebaran atau hari raya Idul Fitri, masyarakat di Indonesia punya kebiasaan membeli pakaian baru.

Tradisi pakaian baru untuk peringatan Lebaran sudah menjadi bagian yang melekat erat dari kebiasaan masyarakat Indonesia di semua lapisan masyarakat.

Umumnya, orang-orang akan mengalokasikan bagian dari uang THR mereka untuk membeli pakaian baru tersebut, yang kemudian akan dipakai pada hari raya itu sendiri.

Pakaian baru yang dipakai pada saat Idul Fitri bukan sekadar untuk memperlihatkan penampilan luar yang menarik, tetapi juga mewakili kesucian bagi umat Muslim dalam menyambut hari kemenangan pasca puasa sebulan penuh di Bulan Ramadan.

Maka, apa asal-usul kebiasaan memakai pakaian baru saat Idul Fitri?

Riwayat kebiasaan memakai pakaian baru saat Idul Fitri

Dilansir dari Kompas TV (5/5/2021) Ternyata tradisi membeli pakaian untuk Lebaran telah ada sejak permulaan abad ke-20.

Menurut seorang Orientalis asal Belanda yang saat itu bertugas sebagai Penasihat Urusan Penduduk Lokal bagi Pemerintahan Koloni, tradisi pembelian pakaian baru ini muncul di masa Abad ke-20.

"Di setiap tempat, perayaan festival ini diisi dengan sajian makanan spesial, kunjungan silaturahmi yang dilaksanakan antara keluarga besar dan teman-teman dekat, membeli pakaian baru, serta beragam jenis hiburan yang menyenangkan," demikian tertulis dalam surat Snouck yang tercantum tersebut. Kebijakan dan Saran Snouck Hurgronje Selama Masa Tugasnya Kepada Pemerintahan Hindia Belandanya dari tahun 1889-1936 Volume IV .

Dalam tulisan lainnya yang berjudul Islam di Hindia Belanda, Snouck mendeskripsikan tradisi masyarakat Muslim di Indonesia yang suka berbaur pada hari raya Idul Fitri sambil memakai pakaian terbaik mereka mirip seperti peringatan Tahun Baru di Eropa.

Sementara itu, menurut buku Sejarah Nasional Indonesia Karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto mengungkapkan bahwa tradisi memakai pakaian baru saat Lebaran sudah ada sejak abad ke-16.

Secara spesifik, kebiasaan memakai pakaian baru untuk Lebaran sudah ada pada zaman Kesultanan Banten.

Sebagian besar penduduk Muslim di daerah itu fokus mempersiapkan pakaian baru mendekati peringatan Idul Fitri.

Untuk keluarga istana serta golongan berkuasa, mereka biasanya akan membelikan pakaian baru untuk perayaan Lebaran. Di sisi lain, sebagian besar wargamasyarakat lebih cenderung membuat pakaian lebaran mereka secara mandiri melalui jahitan sendiri.

Tradisi serupa pun bisa ditemukan di Kerajaan Mataram Baru, Yogyakarta.

Warga di Yogyakarta waktu itu sibuk mencari pakaian baru menyambut Lebaran, entah dengan cara membeli atau membuatnya sendiri.

Makna baju baru Lebaran

Dikutip dari (10/4/2023) Menurut Profesor Senior dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Agus Aris Munandar, busana lebaran merupakan lambang kekhusyukan.

"Pada awalnya, saat merayakan shalat Idul Fitri, seseorang dituntut untuk mengenakan pakaian, sarung, atau mukena yang bersih. Ini merupakan simbol bagi umat Islam bahwa mereka telah kembali ke dalam keadaan terbaik diri setelah melakukan puasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan," katanya.

Kebersihan yang diartikan oleh Agus adalah terbebasnya dari segala dosa yang sudah ditebus selama Bulan Ramadhan sebelumnya.

Pada budaya memberi baju baru di hari Lebaran, umumnya para orangtua lebih dahulu menghadiahkan pakaian baru kepada anak-anak mereka. Pakaian ini tidak hanya dipakai ketika melaksanakan shalat Ied, tetapi juga digunakan saat berkeliling dan bersilaturrahmi ke rumah kerabat.

"Begitu juga bagi orang dewasa, pakaian baru hanyalah suatu simbol; hal utamanya adalah niat baru dalam menerapkan agama Islam dengan lebih baik," tambahnya.

Apa pendapat dalam konteks agama Islam?

Dilansir dari laman resmi Kemenag , dalam menyambut perayaan Hari Raya Idul Fitri disarankan untuk memakai baju terbaik. Nabi Muhammad SAW pun telah menganjurkan kepada para Muslim supaya menggunakan pakaian terbaik ketika melakukan shalat Ied.

Karenanya, saran itu pun turut menjadi dorongan bagi orang-orang untuk membeli pakaian baru menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam dan Pembinaan Ideologi Kementerian Agama Republik Indonesia, Arsad Hidayat, pun telah mengakui ada nasihat dari Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan agar menggunakan pakaian terbaik ketika melakukan sholat id.

Perihal itu sejalan dengan hadis Nabi Saw serta keterangan dari para sahabat yang ada di bawah ini:

Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali RA, beliau pernah mengatakan, " Rasulullah SAW telah menginstruksikan kita untuk menggunakan pakaian terbaik yang dapat ditemui pada kedua hari raya tersebut. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan Al-Hakim).

Atsar sahabat:

" Dari sahabat Nafi', disebutkan bahwa Ibn Umar memakai pakaian terbaik yang dimilikinya pada kedua hari raya tersebut. "

Menurut Arsad, kebiasaan memakai pakaian baru saat Lebaran bukanlah fenomena yang hanya terbatas di Indonesia. Berbagai negara dengan populasi Muslim besar pun melaksanakan praktik serupa.

Ajaran Islam menyarankan agar umatnya memakai pakaian terbaik bukan hanya ketika shalat Ied, tetapi juga pada shalat Jumat.

"Baju baru tersebut bagus namun tidak perlu. Sebab pakaian yang terbaik bukan hanya dari baju baru saja," tegasnya.

Posting Komentar untuk "Mengapa Selalu Ada Tradisi Memakai Pakaian Baru di Hari Lebaran? Inilah Asal-usulnya"